Solusi verifikasi PayPal dengan VCC murah Indonesia expired 1 tahun

Senin, 07 Desember 2009

Budaya : Tinggal Bahasa

Budaya : Tinggal Bahasa
........ Lanjutan dari : Kongres Kebudayaan Butuh Langkah Nyata
Tinggal bahasa

Soeparmo mengemukakan, bahasa Indonesia menjadi kekayaan satu-satunya bangsa Indonesia hari ini. Hampir semua kekayaan milik bersama warga bangsa sudah hancur. Kalau kebanggaan sebagai bangsa yang memiliki bahasa Indonesia tidak ada lagi, sudah habis seluruhnya.

Semua unsur kebudayaan lanjutnya, sudah hancur sehingga mempertahankan kelangsungan bahasa Indonesia yang menjadi warisan para pendahulu menjadi tanggung jawab bersama. Kalau usaha mempertahankan bahasa Indonesia juga gagal maka habislah seluruh kekayaan bangsa Indonesia dari peradaban bangsa-bangsa dalam percaturan global.

Kesenian sebagai unsur kebudayaan yang pokok lanjutnya, menghadapi kondisi sulit. Kesenian tradisional yang menjadi wujud jatidiri bangsa Indonesia, juga kehilangan arah. Unsur kesenian tradisional yang meliputi tuntunan dan tontonan kehabisan energi, kehilangan unsur tuntunan sehingga yang tinggal hanya tontonan semata.

"Kethoprak humor yang lebih banyak peminat, selesai nonton langsung tidur tidak sempat mendiskusikan apalagi mengambil pelajaran," kata Soeparmo sambil menjelaskan, pelawak lebih mendapat tempat meski lawakan tetap penting namun masih membutuh-kan keseriusan.

Seni tradisi yang menjadi ruh dari kebudayaan lanjutnya, menghadapi kesulitan paling besar. Di tengah kehidupan serba benda, seni tradisi bagai anak ayam mati di lumbung padi. Masyar-akat pendukungnya mulai meninggalkan seni tradisi yang menjadi jatidiri bangsanya.

Wayang Orang Bharata satu-satunya bentuk pementasan kesenian tradisional di ibukota menghadapi kesulitan untuk mempertahankan kehadirannya. Untuk dapat terus berkreasi saja membutuhkan per-juangan berat sehingga mempertahankan kelangsungannya juga memer-lukan dukungan banyak pihak.

Soeparmo menjelaskan keberadaan seni tradisi sangat penting bagi kelangsungan budaya. Sayangnya seni tradisi tidak mendapat tempat di tengah percaturan global. Kebudayaan dapat diwujudkan dengan kesenian sebagai nafas utama, kalau kesenian tidak memili-ki tempat sama halnya dengan tanda-tanda kehancuran budaya secara menyeluruh.

Budaya materialisme lanjutnya, menjadi kebanggaan hampir seluruh warga bangsa. Kebudayaan yang memiliki ruh yang bersifat kedalaman menjadi tersingkirkan. Akibatnya terjadi kekeringan ruhaniyah yang pada gilirannya akan mencari bentuk baru dari kejenuhan budaya kebendaan.

"Uang menjadi ukuran segala benda, termasuk untuk mengukur hakikat seseorang sehingga menjadikan kerusakan di mana-mana," paparnya sambil menjelaskan, manusia menjadi kehilangan jatidiri sebagai insan yang berbudaya. Pemandangan yang dapat disaksikan hanyalah kekerasan, pertikaian dan persaingan tidak sehat sehingga menjadi bagian dari kehidupan secara keseluruhan.

Para pemimpin, elit politik sampai lapisan masyarakat kebanyakan hari-hari ini gemar melakukan pertikaian. Sebagai akibatnya muncul berbagai bentuk kekerasan yang menjadi ciri masyarakat tidak berbudaya. Apalagi yang bisa diharapkan dari masyarakat yang tidak berbudaya.

Baca tulisan sebelum ini, Klik di sini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

Site Info

Text

Artikel Internet I Artikel Budaya I Artikel Online Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template